Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) terkenal dengan beragam pariwisatanya mulai dari wisata religi, budaya, kerajinan kain, sejarah hingga kuliner. Potensi wisata ini pun makin membuat pelaku usaha mikro, atau UMKM makin kreatif sekaligus menjadikannya sebagai sumber penghasilan.

Salah satu pusat kuliner yang dikenalkan pada wisatawan yakni warung-warung makanan khas Palembang yang berada di tepian Sungai Musi. Warung-warung di tepian Sungai Musi ini memanfaatkan keindahan panorama alam sebagai daya jualnya.

Kepala Dinas Pariwisata Palembang, Sulaiman Amin mengungkapkan kuliner wisata Palembang menyokong industri pariwisata sangat menjanjikan. Dari jenis makanan pempek saja sudah menghidupan sejumlah kampung-kampung pempek di Palembang.

“Palembang harus bangga dengan wisata kuliner yang kian dikenal, sejumlah kampung menjadi pusat kuliner asli daerah. Ada juga kuliner yang difasilitasi dengan daya jual panorama alam sebagai seperti halnya sejumlah warung-warung di tepian Sungai,” kata Sulaiman akhir belum lama ini.

Panorama sungai Musi menjadi daya tarik wisatawan dengan sejumlah wisata kuliner yang mendukung. Salah satunya, zona warung kuliner di tepian Sungai Musi.

Puluhan UMKM di tepian Sungai Musi menjajakan sejumlah makanan khas, seperti pempek, pindang, makanan olahan ikan lainnya. “Sehingga selain berwisata menikmati alam, yakni keindahan Sungai Musi, juga bisa menikmati kuliner lokal, para pedagang pun dilakukan pembinaan,” ujarnya.

Salah satu dukungan nan terbaru pada UMKM pelaku kuliner tersebut ialah hadirnya QRIS BRI di warung-warung tersebut. Situasi ini sangat membantu wisatawan nan sudah terbiasa dengan transaksi non tunai.

“Dukungan hadirnya QRIS BRI menyokong modernisasi melalui digitalisasi sistem pembayaran, sangat membantu wisatawan yang berkunjung ke Palembang,” ujarnya.

Transaksi non tunai pun mendorong para wisatawan lebih nyaman bertransaksi, misalnya terhindar dari uang palsu, dan ketidaknyamanan transaksi lainnya. “Wisatawan makin ke sini, makin bertanya apakah bisa tap, non tunai atau transfer, sehingga lebih ringkas, tapi perlu bawa uang tunai berlebih sehingga terhindar dari aksi kejahatan, lebih nyaman dan lebih modern,” imbuh Sulaiman melanjutkan.

Salah satu pelaku UMKM kuliner di warung tepi Sungai Musi, Khodijah mengungkapkan jika selama ini ada sejumlah penawaran serupa mengenai keuangan digital atau pembayaran non tunai. Belakangan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) hadir dengan kemudahan pelayanan transaksi, yakni menyediakan barcode untuk pembayaran, sekaligus mempromosikan kuliner yang dijual dengan membuatkan papan promosi.

“Upaya non tunai ini sangat membantu, wisatawan sekarang cukup dengan mengandalkan QRIS sudah bisa bertransaksi, kami pun sebagai pedagang sekaligus UMKM makanan khas menjadi lebih aman bertransaksi. Makin ke sini, makin ramai yang membayar non tunai, beli minuman atau hal-hal kecil pun sudah tap barcode saja,” terangnya.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) regional office Palembang pun mendukung upaya menghidupkan klaster-klaster UMKM nan juga menghidupkan sektor pariwisata daerah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *