PALEMBANG,– Sejarah panjang filateli Indonesia dengan mengumpulkan para penggemar pada Perkumpulan Filatelis Indonesia, dimulai pada 29 Maret 1922 di era Hindia Belanda dan terus berkembang hingga kini dengan usia 102 tahun. Memperingati 102 tahun berdirinya perkumpulan Filateli, diselenggarakan kegiatan di Depok Jawa Barat untuk mengurai kembali nilai sejarah dibalik gambaran Filateli. Uul mengatakan, minimnya kalangan akademisi serta masyarakat menggunakan kartu pos sebagai sumber sejarah, tidak dipungkiri bahwa visual atau gambar yang terpampang dan goresan tinta yang tersurat menjadi saksi perubahan sebuah kota.
Melalui jepretan hasil foto yang terbingkai dalam, kartu pos dan terdistribusikan kepada masyarakat sehingga dapat menelusuri jejak kehidupan yang tidak terdokumentasikan oleh media lain. Generasi kartu pos pertama diterbitkan oleh pemerintah Hindia Belanda diterbitkan pada 1874 dan dikeluarkan oleh pos negara. Pada awalnya kartu pos yang beredar masih belum bergambar dengan ukuran sekitar 9 x 12 sentimeter. Perusahaan partikelir memulai mencetak visual kartu pos pada 1890-an. Beberapa percetakan terkenal pada masa itu diantaranya J.G Nieuwkerk, Industrieele Mij. Visser, Asahi dan lainnya dan wilayah Palembang turut hadir terdokumentasikan. Uul mengatakan, dari tampilan kartu pos inilah terbingkai cerita eksotis wilayah Palembang pada masa itu, menceritakan eksotisnya Palembang dimulai dari situasional bangunan, pemandangan alam, kehidupan sosial serta transportasi. Palembang tercatat tahun 2022 mengabadikan Kartu Pos Balwana Van Palembang yang diterbitkan bersamaan dengan pameran pariwisata dan arsip Kota Palembang di Kota Yogyakarta.
“Dalam Merajut Harmoni Filateli menjadi tanggung jawab kita bersama, sejarah panjang 102 tahun Filateli Indonesia di tahun 2024 ini kita dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya melestarikan jiwa filateli teliti, jujur, rajin, tekun serta prestasi. Sebagai individu kita juga memiliki peran penting dalam upaya mempelajari, mengajarkan dan mendukung filateli. Dengan selayang pandang kartu pos Palembang yang kaya, menjadi contoh filateli hadir dan tetap hidup dan berkembang hingga kini,“ imbuh Uul.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Palembang Sulaiman Amin mengatakan, filateli menjadi studi yang sangat menarik. Salah satu benda filateli yang kita kenal ialah perangko dan kartu pos, hal ini dapat menjadi ruang ide kreatif untuk memberikan pesan singkat kepada orang terdekat. “Kartu pos dalam dunia pariwisata dapat dijadikan sebagai ajakan promosi pariwisata. Kartu pos sebagai wahana informasi daya tarik wisata dan juga aktivitas dapat menjahit ingatan bagi wisatawan dan dapat meningkatkan kunjungan atau melakukan perjalanan kembali ke Kota Palembang,” ujar Sulaiman Amin, Sabtu (30/3/2024). (Febri)